Should the ground zero mosque be allowed? Is it acceptable?
Cordoba House, also referred to as the "Ground Zero Mosque" and "Park51", is a planned $100 million, 13-story, glass and steel Islamic cultural center and mosque. The plan is to raze an existing 1850s Italianate building that was damaged in the September 11 attacks, and build the mosque in its place. It is to be built two blocks (less than 600 feet, or 180 meters) from Ground Zero in New York City. An anticipated 1,000 to 2,000 Muslims will pray at it every Friday, once it is built. The proposed location of the mosque triggered an intense national controversy.
Polls showed that a majority of Americans, as well as most New Yorkers, opposed the mosque being built on that site. Many were upset by the prospect of an Islamic center being built so close to Ground Zero, where Islamist terrorists had killed nearly 3,000 people in the name of Islam. Across the United States, families of 9/11 victims, as well as politicians, Muslims, and organizations, came out both for and against the mosque being built in the Ground Zero vicinity. Some relatives of 9/11 victims argued that the project's choice of location was insensitive, while others said that the project would be an opportunity for Muslims to demonstrate that there are moderates among them. Some politicians, such as Rick Lazio, questioned the project's source of funding, as well as the project leader's views on 9/11 and terrorism. Others, such as New York City Mayor Bloomberg, welcomed the mosque as an expression of freedom of religion. Prominent Muslims split over whether the project was an act of friendship, or an unnecessary and ostentatious provocation. Newt Gingrich and others assailed the name of the project. It harked back to 8th century Córdoba, Spain, the Islamic seat of power after Muslim conquerors defeated Western Christians and occupied and ruled Spain, though the project sponsors said it was meant to point to where Muslims, Christians, and Jews co-existed peacefully. With the name proving to be inflammatory, its investors subsequently renamed the project "Park51".
http://debatepedia.idebate.org/en/index.php/Debate:_Ground_zero_mosque
favourite link
Forum Automotive
About Me
Kamis, 07 Oktober 2010
Ground zero mosque
Sabtu, 02 Oktober 2010
Ciri orang yang sholatnya khusu.
Allah tidak menciptakan kita kecuali hanya untuk menjadikan segala kegiatan kita adalah ibdadah.
Hasil ibadah yg kita lakukan juga untuk diri kita sendiri, karena Allah tidak menginginkan apa pun dari kita, tapi kita yg mengharap pada Nya...
Untuk itu kita diharapkan melakukan ibadah, dengan ibadah yg khusu.
Lalu apakah ibadah kita sudah khusu ?, mungkin pencerahaan dbawah ini bisa melihat dmana kekurangan ibadah kita. Karena sangat sulit bagi kita untuk memperbaiki kekurangan kalau kita tidak melihat kekurangan itu sendiri dalam diri kita.
Seseorang yg khusu terhadap Allah, maka bisa dilihat dari sikap dan tingkah laku sehari-harinya.
Rasulullah pernah berkata :
"andai kata seseorang khusu didalam hatinya maka khusu pula seluruh perilaku tubuhnya"
Contoh Ibadah sholat.
Orang yang sudah khusu dalam sholatnya dapat kita dilihat dampak dalam kehidupannya sehari-hari.
Berikut ada beberapa ciri orang yang sholatnya khusu atau telah meresap hasil sholatnya.
* Aku kutip ini dari hasil ceramah Aagym * :
1. Orang yg sholatnya khusu, dia akan menjaga setiap waktu.
Karena sholat itu mengingatkan kita pada waktu. "Ya Rasull, ibadah apa yg paling dicintai Allah, yaitu : sholat tepat pada waktunya". Berarti kita dapat melihat : Orang yang sholatnya khusu' tidak melakukan hal yg sia2,karena ke sia-sia-an akan sangat merugikan kita.
2. Orang yg sholatnya khusu, sangat menjaga kebersihaan.
Karena sholat itu diawali dengan wudhu' , Ini berarti seseorang yang meng-awali hubungan dengan Allah itu dengan menjaga kebersihaan : kebersihaan pikiran, kebersihaan hati, kebersihaan tutur kata, kebersihaan harta, kebersihaan jiwa, kebersihaan sikap, kebersihaan pakaian, kebersihaan tempat sholat.
Berarti kita dapat melihat : Orang rajin sholatnya, tapi kata-katanya melukai orang lain, perkataan jorok dan kotor, berarti sholatnya belum khusu.
3. Orang yg sholatnya khusu, mempunyai kebiasaan hidup tertib dan rapi.
Karena sholat itu mengajarkan kita hidup tertib dan rapi Allah mengajarkan bagaimana seseorang itu bisa berhasil dengan hidup tertib. kita melihat dalam sholat berjema'a bahu bersentuhan atau kaki bersentuhan, sangat tertib dan rapi. Berarti kita dapat melihat : Orang yg sholatnya khusu maka tutur kata tertib, perilaku tertib serta rapi.
4. Orang yang sholatnya khusu, mempunyai kemampuan untuk tuma'ninah ( hadir).
Karena sholat mengajarkan kita hadir. kita mengerjakan sholat fisik, hati, dan perasaan kita hadir untuk Allah SWT. Berarti kita dapat melihat : orang yang sholatnya khusu akan selalu hadir ( fisik, perasaan,hati dan fikiran ) selalu bersama-sama dalam mengerjakan sesuatu.
5. Orang yg sholatnya khusu, akan mempunyai sifat Tawadhu' ( Rendah hati ).
Karena dalam sholat, kening sama rendahnya dengan telapak kaki. Berarti kita dapat melihat : makin bagus sholat seseorang makin merunduk, makin tendah hati.
- Melihat orang lain tidak berani merendahkan, karena siapa tau orang itu lebih banyak pahalanya dimata Allah..
- Melihat orang berdosa tidak berani meremehkan karena siapa tau dia berdosa belum tau ilmu nya, beda ama kita berdosa,sudah tau tapi dilakukan, itungannya berbeda.
Sehingga : kalau kita lihat ada orang rajin sholat tapi sikapnya sombong, merasa diri paling beriman, merasa diri paling sering sholatnya, boleh jadi sholatnya belum khusu'
6. Mengucapkan Salam.
Karena dalam sholat diakhiri dengan Assalamualaikum Wr Wb Kekanan-kekiri.
sebab ini merupakan jaminan, semoga Allah memberikan keselamatan bagi mu, berarti saya tidak akan merugikan mu.Berarti kita dapat melihat : Orang yg sholatnya Khusu, dia akan menjaga sikapnya agar tidak merugikan orang lain.Orang sholatnya banyak tapi aktif merugikan orang lain, melukai orang lain, itu mencerminkan ada hal yg kurang baik dari sholatnya.
Dengan melihat ciri-ciri dan dampak orang yg sholatnya khusu, tentu kita sudah bisa melihat dmanakah kekurangan kita, sehingga Insyallah kita berusahaa untuk memperbaikinya.
Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk mencapai sholat yang khusu :
1. Memahami serta meresapi makna yang terkandung dalam bacaan sholat.
2. Sholat khusu bukan berarti tidak ingat apa-apa, tapi kita harus bisa mengendalikan pikiran kita. Seperti burung terbang, tangkap, pikiran kita terbang, tangkap dan kembalikan untuk berkosentrasi, terbang tangkap, sampai kita terlatih
3. dan hal yg paling penting, persiapan sholat, wudhu dengan benar, tempat sholat harus bersih dari najis, jauhkan dari hal-hal yg mungkin akan mengganggu kosentrasi seperti radio, tv mungkin boleh dimatikan dulu, jangan sampai kita sedang sholat malah mendengarkan radio atau tv.
Untuk membantu temens mencapai pemahaman dan peresapan bacaan sholat, Blog saya berikutnya akan bercerita mengenai
bacaan dan arti sholat mulai Takbir sampai salam dalam judul "Bacaan dan arti sholat untuk mencapai sholat yang khusu" .
Bacaan dan arti sholat untuk mencapai sholat yang khusu
Takbir
Takbiratul Ihram ---> ALLAAHU AKBAR (Allaah Maha Besar)
Allaahu akbar kabiira, walhamdulillaahi katsiira, wa subhanallaahi bukrataw, waashiila.
(Allah Maha Besar, dan Segala Puji yang sangat banyak bagi Allah, dan Maha Suci Allah sepanjang pagi, dan petang).
Innii wajjahtu wajhiya, lillazii fatharassamaawaati walardha, haniifam, muslimaa, wamaa ana minal musrykiin.
(Sungguh aku hadapkan wajahku kepada wajahMu, yang telah menciptakan langit dan bumi, dengan penuh kelurusan, dan penyerahan diri, dan aku tidak termasuk orang-orang yang mempersekutuan Engkau/Musryik)
Innasshalaatii, wa nusukii, wa mahyaaya, wa mamaati, lillaahi rabbil 'aalamiin.
(Sesungguhnya shalatku, dan ibadah qurbanku, dan hidupku, dan matiku, hanya untuk Allaah Rabb Semesta Alam).
Laa syariikalahu, wabidzaalika umirtu, wa ana minal muslimiin.
(Tidak akan aku menduakan Engkau, dan memang aku diperintahkan seperti itu, dan aku termasuk golongan hamba yang berserah diri kepadaMu)
Adapun Rasulullaah ketika membaca surah Al-Faatihah senantiasa satu napas per satu ayatnya, tidak terburu-buru, dan benar-benar memaknainya. Surah ini memiliki khasiat yang sangat tinggi sekali. Bahkan Ibn Qayyim Al-Jauziyyah sampai menuliskan makna iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin, dalam satu kitabnya yang berjudul Madarijus Saalikin, dimana beliau bercerita ketika di suatu kota ia menderita sakit, maka ia membacanya per ayat dengan sungguh-sungguh, dan ia rasakan bahwa setiap selesai satu ayat dibacanya, terasa berguguran sakit yang dirasakannya. Subhaanallaah.
Mari kita hafal terlebih dahulu arti per ayatnya sebelum kita memaknainya.
Bismillaah, arrahmaan, arrahiim (Bismillaahirrahmaanirrahiim)
(Dengan nama Allaah, Maha Pengasih, Maha Penyayang)
Alhamdulillaah, Rabbil 'aalamiin
(Segala puji hanya milik Allaah, Rabb semesta 'alam)
Arrahmaan, Arrahiim
(Maha Pengasih, Maha Penyayang)
Maaliki, yaumiddiin
(Penguasa, Hari Pembalasan/Hari Tempat Kembali)
Iyyaaka, na'budu, wa iyyaaka, nasta'iin
(KepadaMulah, kami menyembah, dan kepadaMulah, kami mohon pertolongan)
Ihdina, asshiraathal, mustaqiim ---> berharaplah dengan penuh harap ketika membacanya.
(Tunjuki kami, jalan, golongan orang-orang yang lurus)
Shiraath, alladziina, an'am, ta 'alayhim
(Jalan, yang, telah Engkau beri ni'mat, kepada mereka)
Ghayril maghduubi 'alaihim, wa laddhaaaalliiin.
(Bukan/Selain, (jalan) orang-orang yang telah Engkau murkai, dan bukan (jalan) orang-orang yang sesat)
Melanjutkan tulisan yang ketiga, maka setelah membaca Surah Al-Faatihah, maka hendaknya kita membaca ayat-ayat Al-Qur'an.
Ruku'
Lalu ruku', dimana ketika ruku' ini beliau mengucapkan bermacam-macam dzikir dan do'a. Kadangkala beliau mengucapkan yang ini dan kadangkala mengucapkan yang itu :
1. Subhaana, rabbiyal, 'adzhiimi.
(Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Agung)
---> dzikir ini diucapkan beliau sebanyak tiga kali.
(Hadits riwayat Ahmad, Abu Daud, Ibn Majah, Ad-Daaruquthni, Al-Bazaar, dan Ath-Thabarani)
---> kadangkala juga beliau membacanya berulang-ulang lebih banyak dari tiga kali, dan sesekali beliau
berlebihan dalam mengulanginya ketika shalat lail (malam), sehingga lama ruku'nya hampir mendekati
lama berdirinya.
2. Subbuuhun, qudduus, rabbul malaaikati, warruuh.
(Maha Suci Engkau ya Allaah, Pemberi berkah, Tuhan malaikat, dan ruh) --> Riwayat Muslim
3. Allaahumma, laka raka'at, wa aamantu, wa laka aslamtu,
(Yaa Allaah, kepadaMu, kuserahkan ruku'ku, kepadaMu aku beriman, kepadaMu aku Islam (menyerahkan diri).)
anta rabbiiy, khasa'a laka sam'iiy, wa bashariy, wa mukhyii, wa 'adzhomii, wa fii riwaayah
(Engkau Tuhanku, KepadaMulah pendengaran, penglihatan, otak, tulang, dan syarafku tunduk)
wa mastaqallat bihi, qadamii, lillaah, rabbil 'aalamiin.
(Dan apa yang dibawa kakiku, kuserahkan, kepada Allaah, Tuhan semesta alam)
(HR. Ad-Dharuquthni)
Memperpanjang Ruku'
Diriwayatkan bahwa :
"Rasulullaah Sallallaahu 'alayhi wa sallaam, menjadikan ruku'nya, dan bangkitnya dari ruku', sujudnya, dan duduknya di antara dua sujud hampir sama lamanya."
(Hadits Shahih Riwayat Imam Bukhari dan Muslim)
I'tidal
Rasululullaah Sallaahu 'alayhi wa sallaam mengangkat punggungnya dari ruku' sambil mengucapkan,
"Mudah-mudahan Allah mendengarkan (memperhatikan) orang yang memujiNya".
(Hadits diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim)
Maka ketika kita i'tidal atau bangkit dari ruku, sambil mengangkat kedua tangan sejajar bahu ataupun sejajar telinga, maka kita mengucapkan :
Sami'allaahu, li, man, hamida, hu
(Mudah-mudahan mendengar Allah, kepada, sesiapa yang, memuji, Nya)
"Sesungguhnya imam itu dijadikan hanya untuk diikuti. Oleh karena itu, apabila ia mengucapkan "sami'allaahu liman hamidah", maka ucapkanlah "rabbanaa lakal hamdu", niscaya Allah memperhatikan kamu. Karena Allah yang bertambah-tambahlah berkahNya, dan bertambah-tambahlah keluhuranNya telah berfirman melalui lisan NabiNya saw., "Mudah-mudahan Allah mendengarkan (memperhatikan) orang yang memujiNya".
(Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam Ahmad, dan Abu Daud)
Maka mari kita baca :
Rabbanaa, lakal, hamdu
(Yaa Tuhan kami, bagiMulah, segala puji)
Kadangkala lafadzh diatas beliau tambahkan seperti :
mil assamaawaati, wa mil al ardhi, wa mil a maa shikta, min shai in, ba'du
(Sepenuh langit, dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki, dari sesuatu, sesudahnya)
Kalimat diatas didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu 'Uwanah)
Sujud
Ketika kita sujud, maka dengan tenang hendaknya kita mengucapkan do'a-do'a sujud seperti yang telah dicontohkan Rasulullaah Sallallaahu 'alayhi wa sallaam.
1. Subhaana, rabbiyal, a'laa
(Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Luhur)
Dzikir ini beliau ucapkan sebanyak tiga kali, dan kadangkala beliau mengulang-ulanginya lebih daripada itu.
2. Subhaana, rabbiyal, a'laa, wa, bihamdi, hi
(Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Luhur, dan, aku memuji, Nya)
3. Subbuuhun, qudduusun, rabbul malaaikati, warruuh
(Maha Suci, Pemberi Berkat, Tuhan malaikat, dan ruh)
Duduk antara dua Sujud
Ketika kita bangun dari sujud, maka hendaklah kita berdo'a sepertinya do'anya Rasulullaah, dan bacalah do'a tersebuh dengan sungguh-sungguh, perlahan-lahan, dan penuh pengharapan kepada Allah Subhaana wa Ta'ala.
Di dalam duduk ini, Rasulullaah Sallallaahu 'alayhi wa sallaam mengucapkan :
Allaahummaghfirlii, warhamnii, wajburnii, warfa'nii, wahdinii, wa 'aafinii, warzuqnii
(Ya Allaah ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah kekuranganku, sehatkanlah aku, dan berilah rizqi kepadaku)
Dari Hadits yang diriwayatkan Muslim, bahwa Rasulullaah saw, kadangkala duduk tegak di atas kedua tumit dan dada kedua kakinya. Beliau juga memanjangkan posisi ini sehingga hampir mendekati lama sujudnya (Al-Bukhari dan Muslim).
Duduk At-Tasyaahud Awal
01. Sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari, Muslim, dan Ibnu Abi Syaibah.
Dari Ibn Mas'ud berkata, Rasulullaah saw telah mengajarkan at-tasyaahud kepadaku, dan kedua telapak tanganku (berada) di antara kedua telapak tangan beliau - sebagaimana beliau mengajarkan surat dari Al-Qur'an kepadaku : ---> (Mari dihafalkan setiap katanya sehingga shalat kita lebih mudah untuk khusyuk)
Attahiyyaatulillaah, wasshalawatu, watthayyibaat.
Segala ucapan selamat adalah bagi Allaah, dan kebahagiaan, dan kebaikan.
Assalaamu 'alayka * , ayyuhannabiyyu, warahmatullaah, wa barakaatuh.
Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepadamu *, wahai Nabi, dan beserta rahmat Allaah, dan berkatNya.
Assalaamu 'alaynaa, wa 'alaa, 'ibaadillaahisshaalihiiin.
Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada kami pula, dan kepada sekalian hamba-hambanya yang shaleh.
Asyhadu, allaa, ilaaha, illallaah.
Aku bersaksi, bahwa tiada, Tuhan, kecuali Allaah.
Wa asyhadu, anna muhammadan, 'abduhu, wa rasuluhu.
Dan aku bersaksi, bahwa muhammad, hambaNya, dan RasulNya.
* Hal ini ketika beliah masih hidup, kemudian tatkala beliau wafat, maka para shahabat mengucapkan :
Assalaamu 'alannabiy.
Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada Nabi.
02. Sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Abu 'Uwanah, Asy-Syafi'i, dan An-Nasa'i.
Dari Ibnu 'Abbas berkata, Rasulullaah telah mengajarkan At-Tasyahhud kepada kami sebagaimana mengajarkan surat dari Al-Qur'an kepada kami. Beliau mengucapkan :
Attahiyyaatul mubaarakaatusshalawaatutthayyibaatulillaah.
Assalaamu 'alayka ayyuhannabiyyu warahmatullaahi wa barakaatuh.
Assalaamu 'alayna wa 'alaa 'ibaadillaahisshaalihiin.
Asyhadu allaa ilaaha illallaah.
Wa asyhadu annaa muhammadarrasuulullaah.
(dalam riwayat lain : Wa asyhadu annaa, muhammadan, 'abduhu, warasuuluh)
--> Artinya sama dengan yang diatas, insha Allaah.
Bacaan shalawat Nabi di akhir shalat
Rasulullaah saw. mengucapkan shalawat atas dirinya sendiri di dalam tasyahhud pertama dan lainnya. Yang demikian itu beliau syari'atkan kepada umatnya, yakni beliau memerintahkan kepada mereka untuk mengucapkan shalawat atasnya setelah mengucapkan salam kepadanya dan beliau mengajar mereka macam-macam bacaan salawat kepadanya.
Berikut kita ambil sebuah hadits yang sudah umum di kita, diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, dan Al-Humaidi, dan Ibnu Mandah.
Allaahumma, shalli 'alaa muhammad, wa 'alaa, aali muhammad.
Ya Allaah, berikanlah kebahagiaan kepada Muhammad dan kepada, keluarga Muhammad
Kamaa, shallayta, 'alaa ibrahiim, wa 'alaa, aali ibraahiim.
Sebagaimana, Engkau telah memberikan kebahagiaan, kepada Ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim.
Innaka, hamiidummajiid.
Sesungguhnya Engkau, Maha Terpuji lagi Maha Mulia.
Allaahumma, baarik, 'alaa muhammad, wa 'alaa aali muhammad.
Ya Allaah, berikanlah berkah, kepada Muhammad, dan kepada, keluarga Muhammad
Kamaa, baarakta, 'ala ibraahiim, wa 'alaa, aali ibraahiiim.
Sebagaimana, Engkau telah memberikan berkah, kepada ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim.
Innaka, hamiidummajiid.
Sesungguhnya Engkau, Maha Terpuji lagi Maha Mulia.
Cara Mengucapkan Salam
Mari kita simak hadits berikut, yang diriwayatkan oleh Abu Daud, An-Nasa'i, dan Tirmidzi serta dishahihkan olehnya.
"Rasulullaah saw. mengucapkan salam ke sebelah kanannya : Assalaamu 'alaykum warahmatullaahi wa barakaatuh (Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta rahmat Allaah, serta berkatNya), sehingga tampaklah putih pipinya sebelah kanan. Dan ke sebelah kiri beliau mengucapkan : Assalaamu 'alaykum warahmatullaah (Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta rahmat Allaah), sehingga tampaklah putih pipinya yang sebelah kiri."
Perhatikanlah, bahwa ternyata ucapan kita ketika menoleh ke kanan (salam yang pertama) lebih banyak daripada ucapan kita ketika menoleh ke kiri (salam yang kedua).
Atau dalam riwayat lain, ketika salam yang pertama beliau mengucapkan : Assalaamu 'alaykum warahmatullaah, dan pada salam yang kedua beliau mengucapkan : Assalaamu 'alaykum.
Alhamdulillaah, Maha Benar Allaah atas segala FirmanNya. Maka semoga kesebelas artikel ini menjadikan jalan kemudahan bagi kita di dalam usaha kita berusaha khusyuk dan memahami setiap gerakan yang kita lakukan, sehingga benar-benar memiliki ruh dan nilai yang sulit bagi kita untuk menuangkannya dalam kata-kata, karena begitu nikmatnya shalat itu. (SELESAI)
sumber: http://sintuk.multiply.com/journal/item/28
ayat 37 surah Ar-Rahman
Kita mesti hati-hati untuk menafsirkan kebenaran ayat al Quran dengan penemuan/data ilmiah. Salah satu contohnya adalah terhadap ayat 37 surah Ar-Rahman.
Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak. (Al Qur'an (55): 37)
Dikatakan bahwa gambar ini, yang merupakan hasil tangkapan dari teleskop ruang angkasa Hubble, menunjukkan bahwa jika nanti bintang meledak, maka hasilnya adalah warna merah seperti mawar. Bahkan dalam beberapa email yang beredar, dinyatakan bahwa seharusnya gambar ini, – sebuah nebula -, dinamai ‘Oily Red Rose Nebula’ (Nebula Mawar Merah yang Berkilap).
"Fabiayyialaaaairabbikumatukadzibaaaan...."
artinya: "maka nikmat Tuhan kamu yang mana lagi yang hendak kamu dustakan?."
Dengan segala kekurangan saya dan keterbatasan ilmu saya, saya mencoba sekikit berbagi ilmu yang memang masih jauh dari kesempurnaan.
kalimat yang di atas diulang-ulang samapai bekali-kali, menandakan betapa pentingnya kalimat ini. ini merupakan penegasan dan teguran dari Allah Subhanahu wata'ala. dalam kalimat tersebut mengindikasikan bahwa betapa besar nikmat yang diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya, seperti dalam ayat lain dijelaskan: wainta'uddu ni'matallah laatuhsuha..."apabila kamu hendak menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya." Jadi begitu banyak dan besarnya nikmat Allah kepada kita sampai-sampai kita tidak mampu lagi untuk mengitungnya. dan apabila mengkomparasikan antara nikmat yang diberikan Allah kepada kita dengan besarnya amal yang kita persembahkan kepada Allah jelas tidak sebanding.
Kita hanya diperintahkan Allah hanya 1 saja yaitu "wamakholaqtul jinna wal insa ilLa liya'budun." dan tidaklah Kami(Allah) ciptakan golongan jinda n manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku."
jadi jin dan manusia diperintahkan hanya untuk beribadah kepada Allah tanpa menyekutukannya dengan segala sesuatu, baik itu ibadah secara khusus maupun umum.
jadi kalau dimatematiskan nikmat Allah:amal kita (~:1) sangat tidak berbanding.
Lantas apakah yang membuat kita masuk surga-Nya, yaitu karena sifat Ar-Rahim yaitu kasih sayang Allah kepada hambanya bukan karena lainnya.
dari mana kasih sayang akan kita dapatkan, yaitu dari ketaatan kita kepada Allah, yang menjadikan Allah berkenan memberikan kasih sayangnya sehingga pada akhirnya akan mengantarkan kita ke surga-Nya.
Kesimpulan:
dengan banyaknya nikmat yang diberikan Allah kepada kita, dan apabila dibandingkan dengan apa yang kita berikan kepada Allah sangatlah tidak sebanding.
namun demikian masih banyak diantara kita yang mengingkari nikmat Allah dengan mengabaikan perintah-perintah Allah, bahkan terjerumus dalam larangan-Nya.
jadi ayat ini diulang-ulang samapai berkali-kali adalah teguran dari Allah, bahwa begitu besarnya nikmat Allah yang kita terima, lantas kenapa kita masih saja mengingkarinya?
wallahua'lambishawab...
semoga bermanfaat.
Category
- Automotive (3)
- curhat (7)
- english (3)
- Islam (9)
- lecture (6)
- Miselenous (2)
- Music (1)
- technology (1)
- tips (4)